BIMBEL untuk TK s.d SMA | REGULER | INTENSIF | PRIVAT

PASTI BISA

Jumat, 12 Juli 2013

Keberhasilan Vs Keberuntungan

Membaca status FB salah satu teman, yang di sana tertulis keterangan dikutip dari buku La Tahzan : 556 yang berbunyi, "Keberhasilan adalah tetesan-tetesan dari kerja keras, penderitaan, luka, pengorbanan, dan kecemasan". Dan menurutku itu benar.

Saya tidak akan menyampaikan pembahasan mengenai kalimat di atas yang mungkin juga sudah ada dalam sumber aslinya. Saya hanya mencoba menggunakan rasio penalaran pribadi saya untuk membenarkan kalimat dahsyat di atas.

Jika boleh saya membuat sebuah kalimat atau mungkin komentar senada dengan kalimat di atas, maka saya menuliskan "Tiada keberhasilan tanpa usaha, kecuali itu hanya sebuah keberuntungan". Nanti akan kita bahas lebih lanjut. Dan kalimat saya tersebut bolehlah diartikan mirip dengan yang ada di buku La Tahzan di atas. Intinya tentang sebuah keberhasilan yang merupakan hasil dari kerja keras, pengorbanan, dsb.

Sekarang, Mari kita bahas tentang kata-kata yang ku tulis di atas dan juga menjadi judul dari postingan saya kali ini. Tiada keberhasilan tanpa usaha, kecuali itu hanya sebuah keberuntungan. Sebelum dibahas lebih lanjut, saya berharap pembaca sekalian setuju dengan kalimat saya di atas.

Keberhasilan dan Keberuntungan tidaklah bisa disamakan secara keseluruhan. Keduanya mempunyai arti yang berbeda. Walau pun, pada beberapa kesempatan atau pun beberapa orang menyamakannya. Misal, Ada seorang petugas kebersihan yang tiba-tiba mendapatkan hadiah pergi umroh padahal ia tak melakukan usaha apa pun kecuali melakukan pekerjaannya seperti biasa. Pada kasus ini jelas bahwa petugas kebersihan tersebut mendapatkan keberuntungan, ia tidak mengusahakan apa-apa untuk bisa pergi umroh. Nah, pada kasus seperti ini, sepintas ada orang yang beranggapan, si petugas kebersihan  tersebut telah berhasil. Padahal, jelas bukan jika dilihat dari makna kata berhasil itu sendiri. Inilah yang perlu diperhatikan.

Berbeda dengan permisalan yang satu ini.

Ada seorang tukang semir sepatu. Ia mempunyai cita-cita ingin pergi haji. Setiap saat ia memikirkannya. Ia mengusahakan dengan sungguh-sungguh dengan menabung, menyisihkan uangnya, dan berhemat untuk mewujudkan harapannya tersebut. Butuh waktu bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun untuk dapat mengumpulkan uang sehingga cukup pergi haji. Jika tidak dengan kerja keras, kerja baik, dan semangat,,, tentulah mustahil pengasilannya dapat terkumpul. Tapi tidak begitu, suatu saat si tukang semir sepatu ini benar-benar bisa mewujudkan cita-citanya tersebut. Wallahu a'lam bisshowaab...

Mungkin cerita-cerita di atas memang fiktif. Namun saya berharap pembaca bisa berfikir rasionalis sehingga cerita khayalan di atas bisa diambil hikmahnya.
Pesan saya pada para pembaca adalah,,, Tetaplah berusaha untuk Berhasil mewujudkan cita-cita dahsyat anda, jangan cemaskan kesusahan, kerja keras, pengorbanan, dan letih juga lelahnya nanti, karena memang itulah jalan meraih keberhasilan anda.

Keep spirit. Dan Sukses Untuk Kita Semua...
Percayalah.
PASTI BISA!

0 komentar:

Posting Komentar